OLEH ; ASMARDI MISBAH, S.Ag, M.Si
Aktivis Guru Pendidikan Agama Islam Kepulauan
(1)
OLEH : ASMARDI MISBAH, S.Ag, MAP
A’uzubillahiminasyaithonirrajiim, Bismillahirrahmaanirrahiim…!
Assalamu’alaikum Wr,- Wb,-
Alhamdulillah…, Alhamdulillahirrahmanirrahiim, Almalikil Qudduusissalaam, huwallazii arsala Rosulahuubiddinil Islaamilqowiimi shirootimustaqiim.
Ashadualla ilaa haillallah, Alkhobiirulhaliimul’azhiim, wa ashaduanna muhammadan ’abduhu warosuluhul mab’uusu rahmatallissaa iril umam ... La nabi yab’dah...!
Allahumma sholli wassallim wabari’la syayidina muhammadin fil awwaliinawal akhirin, wassallim waradiyallahuta’ala ’ansadana ashabihi Rosulillahiajma’in,...Amma ba’du...!
Faya ’ibadallah, ayyuhal muslimun ya rahimakumullah...!
Hittaqullahahaqqotuqotihi walatamutunnailla wa antum muslimun...!
Qolallahuta’ala fil-Qur’anilkariim
Artinya: “85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Qs.Al-Isra’(17):85)
Ma’asiral Muslimin wal Muslimat Ya rahima kumullah...!
Hampir setiap hari kita mendengar bahkan mengucapkan pernyataan bahawasanya pembangunan yang sedang kita galakan dewasa ini, pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pernyataan seperti termaksud sudah barang tentu melegakan hati rakyat Indonesia, terutama umat Islam. Mengapa demikian?...jawabnya ialah karena pernyataan termaksud mengandung tekad bangsa Indonesia untuk memperbaiki setiap individu rakyat Indonesia, baik secara jasmaniah, maupun rohaniahnya.
Pernyataan yang termaksud mengandung arah dan tujuan yang sangat luhur sekali, yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Betapa bahagianya bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam khususnya, bilamana tujuan pembangunan nasional itu bisa tercapai. Akan tetapi dibalik rasa senang dan penuh pengharapan hidup bahagia termaksud, hati dan pikiran kita selalu diganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang sangat sulit untuk kita jawab, yaitu:
“Mampukah manusia membangun manusia seutuhnya tanpa agama Islam? Atau mampukah manusia membangun dirinya tanpa berpedoman pada konsep yang bersumber dari ajaran Allah SWT, yang maha mengetahui tentang manusia itu?”
Munculnya pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu sangatlah masuk akal sekali, karena berdasarkan beberapa alasan, diantaranya yaitu:
1. Banyak sekali acara yang merusak moral manusia pada umunya dan moral generasi muda khususnya. Sebahagian diantaranya adalah acara televisi, dimana film-film yang disuguhkan sangat banyak yang bertentangan dengan aqidah dan norma-norma peradaban syaria’at Agama Islam, bahkan terkesan meracuni kehidupan manusia.
2. Sejak dahulu kala hingga sekarang masih sangat banyak manusia tidak pernah mau menyadari hakikat manusia itu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr.Alexis Carrel, salah seorang Sarjana barat, beliau menyatakan: “Bodohnya Ilmu Pengetahuan akan hakikat manusia adalah sebab utama yang telah membawa manusia kepada mala petaka”
Lebih kurang empat belas abad sudah, kikta umat manusia sudah diingatkan oleh Allah SWT, bahwa roh yang menjadi hakikat kehidupan manusia itu tidak mungkin dapat disingkap oleh manusia. Setinggi apapun ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para sarjana, dan secanggih apapun tekhnologi yang dikuasai oleh manusia, tidak akan mungkin dapat menyingkapi rahasia roh yang menjadi hakikat kehidupan manusia itu. Pernyataan itu dapat dibuktikan melalui firman Allah SWT yang berbunyi:
Artinya: “85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Qs.Al-Isra’(17):85)
Dalam ayat tersebut Allah SWT mengingatkan kepada semua umat manusia, terutama kepada para sarjana, ilmuan yang mengaku ahli kejiwaan yang tidak mengenal hakikat kejiwaan itu, bahwa hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui tentang roh yang ada dalam diri manusia itu. Jangan sombong dan takabur dikarenakan sudah menguasai berbagaimacam ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang serba canggih, sebab semuanya itu tidak akan mampu menyingkapi rahasia roh yang menjadi hakikat diri manusia itu.
Dalam ayat termaksud juga terkandung suatu peringatan, bahwasanya tidak akan mungkin manusia mampu membangun manusia seutuhnya dengan hanya berdasarkan konsepsi yang bersumber dari ilmu pengetahuan manusia semata, tanpa berdasarkan konsep yang dianalisis dari ajaran Agama Allah SWT, yaitu Ajaran Agama Islam.
Para sarjana atau ilmuan yang berbuat hanya berdasarkan ilmu pengetahuan semata, tanpa memahami wahyu-wahyu Allah SWT, mereka akan tersesat bahkan bisa menjadi lemah dan tidak berdaya, sebab aqal itu memiliki banyak kelemahan. Menurut Prof.Dr. Syekh Mahmud Syaltut, kelemahan aqal itu diantaranya ada empat, yaitu;
1. Aqal itu berbeda dalam menilai baik dan buruk, akibatnya timbul berbagai paham yang berbeda dan bertentangan, ada kominisme, liberalisme, demokratisme, kapitalisme dan lain sebagainya. Semua paham dan teori manusia itu kelihatan bagus dan cemerlang, akan tetapi semuanya mencampur adukan antara yang hak dan bathil,
2. Aqal itu selalu menjadi sasaran hawa nafsu, dan dipengaruhi oleh kepentingan golongan serta ambisi peribadi, akibatnya banyak undang-undang yang sudah disusun yang katanya untuk kepentingan umum, dan untuk memelihara hak-hak asasi manusia, akan tetapi cepat atau lambat akan terbuka kedoknya dan topengnya, karena ternyata undang-undang itu hanyalah untuk kepentingan golongan dan ambisi pribadi atau kelompok,
3. Aqal itu sangat terbatas jangkauannya, dan tidak akan mampu memperhitungkan masa depan yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Akibatnya banyak peraturan yang dibuang dan konsepsi yang tidak berlaku, karena ternyata banyak kelemahan dan kekurangannya, kemudian disusun yang baru lalu diganti lagi berkali-kali. Akibatnya rakyat menjadi bingung, dan
4. Konsep aqal itu hanya dapat diterima dan dipatuhi oleh konseptornya saja, orang lain hanya mau patuh pada konsepsi itu setelah mereka dipaksa. (Mahmud Syaltut dalam Min Taujihatil Islam, hh 14-15)
Dari empat pernyataan termaksud “Mahmud syaltut” membuat sebuah kesimpulan, yaitu: “Berpedoman pada pemikiran aqal itu akan menjerumuskan alam ini dalam kehancuran dan kebinasaan.”
Berdasarkan dari beberapa alasan termaksud, maka sangatlah jelas, bahwasanya manusia tidak akan mampu membangun manusia seutuhnya kalau tidak mengikuti petunjuk-petunjuk yang sudah ada dalam tuntunan Syari’at Islam. Lalu bagaimana konsepsi Islam tentang pembangunan manusia seutuhnya?
Ma’asiral Muslimin wal Muslimat Yang dibarokahi oleh Allah SWT...!
Demikianlah, semoga bermanfa’at dan berguna adanya untuk kehidupan kita bersama, semoga Allah zat yang maha pengasih dan penyayang meridhoi usaha kita, aaamiin-aaamiin ya arhamarrahimiin. Lebih dan kurang saya mohon ampun dan ma’af, Usikum wanafsih waiyya yabitaqwallah, Wassalamu’alaikum Warohmatullah wabarokatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar