Jumat, 31 Desember 2010

Sudahkah kita bersyukur dengan benar


BELAJAR DENGAN PERISTIWA ALAM (1)
OLEH : ASMARDI MISBAH, S.Ag, MAP

A’u zubillahiminasyaithonirrajiim, Bismillaahirrahmaanirraahiim.
Assalamu’alaikum Wr.- Wb.-
ASMARDI MISBAH,S.Ag, MAP
Alhamdulillah… Alhamdulillahillazi, ‘an askuroo ni’matakallati an’am ta’alaina, wa’ala walidina, wa an a’malaso  lihan tardhohu,  wa adhilni birohmatika fi’iba dikasshoolihiin
Ashaduallaa ilaa haillallaah,  wahdahu laa sarikalah, wa ashadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluh, la Nabi yaba’dah...!
Allahummasholli‘alaa   sayyidinaa   muhammadin   sholaatan   tuwassi’u   bihaa arzaaq,
Watuhassinu bihaa lanal akhlaaq, wa’alaa aalihii washahbihii wa sallim,..
Ammaa ba’du...!
Qolallahuta’ala fil Qur’anilkarim

              Artinya: 1.  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2.  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS.Al-Alaq:1-5)

[1589]  Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
            Maasiral,Muslimin wal Muslimat, pembaca Rrhima kumullah...!
           Sebagai seorang hamba Allah SWT, yang memiliki iman dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, zat yang maha pengasih lagi maha penyayang, maka tiada kata yang mulia dan terpuji, yang pantas kita ucapkan pada sa’at yang penuh rahmat dan hidayah Allah SWT ini, kecuali ucapan puja puji syukur atas kebesaran kasih dan sayang-Nya, yang telah mencurahkan berbagai macam keni’matan, rahmat, hidayah dan barokah-Nya kepada kita bersama. Dengan harapan, semoga segala macam keni’matan yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT kepada kita, hendaknya dapatlah kita pergunakan dengan baik dan benar sesuai dengan harapan dan keinginan kita, dan tentunya tidaklah pula bertentangan dengan ketetapan hukum-hukum Allah SWT di dalam Al-Qur’an dan penjelasan-penjelasan Rasulullah SAW di dalam Hadisnya. .Aaaaaamiin-aaaaaamiin Ya Arhamaar raahimiin.
      ”Allahumma sholli wassalim wabari’ala syyidina muhammadin, wa ’alaa ahlihi, wasshohbihii Rasulillahi ajma’in.” Itulah kalimat toyyibah yang pantas kita hadiah dan kita kirimkan ke haribaan baginda Rasulullah, SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang melakukan amal sholeh hingga ke akhir zaman. Semoga segala macam aktivitas yang kita kerjakan dan yang akan kita kerjakan senantiasa mendapat ridho, hidayah dan berkah sebagai suatu ibadah yang mulia di sisi Allah SWT. Aaaaaamiin-aaaaaamiin yaa Rab bal’aalamiin.

            Ma’asiral, Muslimin wal Muslimat, pembaca Rahima Kumullah...!

            Melalui pembicaraan renungan singkat kita yang penuh barokah dan hidayah dari Allah SWT ini, saya kembali menghimbau dan mengajak kepada kita bersama, kaum Muslimin wal Muslimat pendengar yang mulia, marilah...! kita terus-menerus, berusaha memperbaiki dan meningkatkan, kadar kelas keimanan kita terhadap Allah SWT. Yaitu, meninggalkan segala macam perbuatan maksiat, dan mengerjakan amalan-amalan sholeh yang telah diperintah oleh Allah SWT, dengan niat tulus dan ikhlas hanya mengharapkan ridho dan rahmat dari Allah SWT semata.

          Ma’asiral Muslimin wal muslimat, pendengar RRI Tanjungpinang yang dikasihi dan disayangi oleh Allah SWT...!

          ”Sudahkah kita belajar dengan peristiwa alam? Adalah judul pembicaraan renungan singkat  kita pada sa’at yang penuh hidayah dan barokah Allah SWT ini.Tuntunan syari’at Agama Islam mengandung pembelajaran dan didikan  moral yang mulia  (Akhlaqul karimah) serta memiliki norma-norma peradaban yang mulia dan tinggi. Salah satu wujud nyata diantaranya, yaitu menuntun dan mengajarkan untuk dapat belajar dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai pembelajaran yang tersirat.  Hal ini tentunya untuk dapat kita pahami agar mampu mengevaluasi diri kita baik secara individual maupun kelompok atau golongan.
            Agama Islam yang agung lagi nan suci telah mengajar dan menuntun umatnya agar mamu belajar dengan kejadian alam, karena kejadian-kejadian alam itu adalah peringatan dan teguran dari Allah SWT atas segala macam perbutan yang telah dilakukan hamba-hambanya yang tidak sesuai dengan ketetapan yang ditetapkan.
            Dewasa ini sudah cukup banyak hamba-hamba Allah SWT yang sudah tidak lagi mengharapkan kehadiran Allah SWT di dalam hidup dan kehidupannya. Sudah sangat banyak manusia yang menentang kebenaran adanya Allah SWT, sehingga mereka kufur menetang ketetapan-ketetapan dan perintah-Nya. Akan tetapi sebaliknya  mereka justru bersikap sombong dan angkuh memandang diri merekalah yang lebih besar dan berkuasa yang membuat mereka bersikap melampai batas. Ini dapat kita pelajari melalui peristiwa sunami di Mentawai tanggal 25 Oktober 2010 jam 21.42

            Oleh karenanya, mari kita pahami firman Allah SWT dalam Qur’an sedikitnya antara lain:
1.    Surat  Al-Furqan (25) Ayat 21 yang berbunyi:

            Artinya: “Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami (Allah): "Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?" Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar Telah melampaui batas(dalam melakukan) kezaliman".(QS.25/Al-Furqan:21)


2.    QS. 21 (Al-Ambiya’) Ayat 42 yang berbunyi
         
            Artinya: “Katakanlah: "Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari dari (azab Allah) yang Maha Pemurah?" Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Tuhan mereka.(QS.21/Al-Ambiya’: 42)

            Ma’asiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah…! Pendengar RRI Tanjungpinang yang mulia…!

      Demikianlah renungan singkat kita kali ini, semoga bermanfa’at dan berdaya guna bagi kita bersama. Aaamiin… aaamiin ya mujibas sa ilin. Lebih dan kurang saya mohon ampun dan ma’af.
           Subha nakallah humma anta wabihamdika astaghfiruka wa atau builaik walhamdulillahirabbil’alamiin… ………………………………………
     Usikum wanafsih waiyya yabitaqwallah…..Billa hitaufiq  wahidayah….
Wassalamu’alaikum ww……

BELAJAR DENGAN PERISTIWA ALAM (2)
OLEH : ASMARDI MISBAH, S.Ag, MAP

A’u zubillahiminasyaithonirrajiim, Bismillaahirrahmaanirraahiim.
Assalamu’alaikum Wr.- Wb.-
Alhamdulillah… Alhamdulillahillazi, ‘an askuroo ni’matakallati an’am ta’alaina, wa’ala walidina, wa an a’malaso  lihan tardhohu,  wa adhilni birohmatika fi’iba dikasshoolihiin
Ashaduallaa ilaa haillallaah,  wahdahu laa sarikalah, wa ashadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluh, la Nabi yaba’dah...!
Allahummasholli‘alaa   sayyidinaa   muhammadin   sholaatan   tuwassi’u   bihaa arzaaq,
Watuhassinu bihaa lanal akhlaaq, wa’alaa aalihii washahbihii wa sallim,..
Ammaa ba’du...!
Qolallahuta’ala fil Qur’anilkariim
              Artinya: Dan kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan kami jadikan Kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain aku,(QS. Al-Isra/17:2)


            Maasiral,Muslimin wal Muslimat, pembaca Rahima kumullah...!
           Sebagai seorang hamba Allah SWT, yang memiliki iman dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, zat yang maha pengasih lagi maha penyayang, maka tiada kata yang mulia dan terpuji, yang pantas kita ucapkan pada sa’at yang penuh rahmat dan hidayah Allah SWT ini, kecuali ucapan puja puji syukur atas kebesaran kasih dan sayang-Nya, yang telah mencurahkan berbagai macam keni’matan, rahmat, hidayah dan barokah-Nya kepada kita bersama. Dengan harapan, semoga segala macam keni’matan yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT kepada kita, hendaknya dapatlah kita pergunakan dengan baik dan benar sesuai dengan harapan dan keinginan kita, dan tentunya tidaklah pula bertentangan dengan ketetapan hukum-hukum Allah SWT di dalam Al-Qur’an dan penjelasan-penjelasan Rasulullah SAW di dalam Hadisnya. .Aaaaaamiin-aaaaaamiin Ya Arhamaar raahimiin.
          ”Allahumma sholli wassalim wabari’ala syyidina muhammadin, wa ’alaa ahlihi, wasshohbihii Rasulillahi ajma’in.” Itulah kalimat toyyibah yang pantas kita hadiah dan kita kirimkan ke haribaan baginda Rasulullah, SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang melakukan amal sholeh hingga ke akhir zaman. Semoga segala macam aktivitas yang kita kerjakan dan yang akan kita kerjakan senantiasa mendapat ridho, hidayah dan berkah sebagai suatu ibadah yang mulia di sisi Allah SWT. Aaaaaamiin-aaaaaamiin yaa Rab bal’aalamiin.

            Ma’asiral, Muslimin wal Muslimat, pendengar RRI Tanjungpinang Rahima Kumullah...!

            Melalui pembicaraan renungan singkat kita yang penuh barokah dan hidayah dari Allah SWT ini, saya kembali menghimbau dan mengajak kepada kita bersama, kaum Muslimin wal Muslimat pendengar yang mulia, marilah...! kita terus-menerus, berusaha memperbaiki dan meningkatkan, kadar kelas keimanan kita terhadap Allah SWT. Yaitu, meninggalkan segala macam perbuatan maksiat, dan mengerjakan amalan-amalan sholeh yang telah diperintah oleh Allah SWT, dengan niat tulus dan ikhlas hanya mengharapkan ridho dan rahmat dari Allah SWT semata.

          Ma’asiral Muslimin wal muslimat, pembaca yang dikasihi dan disayangi oleh Allah SWT...!
          ”Sudahkah kita berlidung kepada kebesaran Allah SWT? Adalah judul renungan singkat  kita pada pembahasan belajar dengan peristiwa alam bagian ke-dua ini.Tuntunan syari’at Agama Islam mengandung pembelajaran dan didikan  moral yang mulia  (Akhlaqul karimah) serta memiliki norma-norma peradaban yang mulia dan tinggi. Salah satu wujud nyata diantaranya, yaitu menuntun dan mengajarkan ummat-Nya untuk dapat belajar dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai pembelajaran yang tersirat.  Hal ini tentunya untuk dapat kita pahami agar mampu mengevaluasi diri kita baik secara individual maupun kelompok atau golongan.
           Agama Islam telah mengajarkan kepada kita ummat-Nya supaya hanya mencari perlindungan kepada kebesaran Allah SWT saja. Sebagai ummat yang memiliki aturan dan tata cara main yang jelas, kita ummat Islam dilarang mencari perlindungan selain dari Allah SWT (makhluq), karena perbuatan termaksud adalah syirik. Syirik adalah salah satu dari perbuatan dosa besar yang sudah menentang ketetapan-ketetapan Allah SWT dan tuntunan Al-Hadis baginda Rasulullah saw.
            Ma’asiral Muslimin wal Muslimat rahima kumullah, pembaca yang berbahagia...!

            Kehidupan manusia dewasa ini sudah sangat banyak yang tidak lagi menjadikan Allah SWT tempat mereka  berlindung, sudah sangat banyak hamba-hamba Allah SWT yang merasa diri mereka besar, sehingga mereka berkata bahwa mereka sanggup dan mampu melindungi diri mereka dari segala macam hal. Menurut ajaran Agama Islam, perbuatan yang seperti termaksud adalah suatu perbuatan yang sudah melampai batas atau zolim kepada Allah SWT. Untuk itu mari kita pahami firman Allah yang berbunny

              Artinya: Dan kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan kami jadikan Kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain aku,(QS. Al-Isra/17:2)


           Dari penjelasan firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra’/17 : 2 termaksud, maka dapatlah kita pahami bahwa Allah SWT melarang kita mengambil penolong selain dari-Nya. Sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan yang sudah ditetapkan Allah adalah zholim. perbuatan kezoliman akan mendapat teguran dan jawaban dari Allah SWT, yang merupakan pembelajaran yang tersirat dari Allah SWT bagi hamba-hamba yang mau berpikir dan berzikir. hal ini dapat kita lihat melalui verita yang di khabarkan Allah SWT melalui pristiwa meletusnya gunung merapi  tanggal 26 Oktober 2010 jam 17.02 WIB di Jawa tengah.
            Ma’asiral Muslimin wal Muslimat rahima kumullah, pembaca yang mulia…!
Demikianlah renungan singkat kita kali ini, semoga bermanfa’at dan berdaya guna bagi kita bersama. Aaamiin… aaamiin yaa mujibas sa ilin. Lebih dan kurang saya mohon ampun dan ma’af.
           Subha nakallah humma anta wabihamdika astaghfiruka wa atau builaik walhamdulillahirabbil’alamiin… ………………………………………
          Usikum wanafsih waiyya yabitaqwallah…..Billa hitaufiq  wahidayah….
Wassalamu’alaikum ww……

BELAJAR DENGAN PERISTIWA ALAM (3)
OLEH : ASMARDI MISBAH, S.Ag, MAP

A’u zubillahiminasyaithonirrajiim, Bismillaahirrahmaanirraahiim.
Assalamu’alaikum Wr.- Wb.-
Alhamdulillah… Alhamdulillahillazi, ‘an askuroo ni’matakallati an’am ta’alaina, wa’ala walidina, wa an a’malaso  lihan tardhohu,  wa adhilni birohmatika fi’iba dikasshoolihiin
Ashaduallaa ilaa haillallaah,  wahdahu laa sarikalah, wa ashadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluh, la Nabi yaba’dah...!
Allahummasholli‘alaa   sayyidinaa   muhammadin   sholaatan   tuwassi’u   bihaa arzaaq,
Watuhassinu bihaa lanal akhlaaq, wa’alaa aalihii washahbihii wa sallim,..
Amma ba'du...!
Qolallahuta'ala filqur'anilkarim..

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah Kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."(QS.At-Tahrim: 8)

            Ma’asiral,Muslimin wal Muslimat, pembaca rahima kumullah...!
           Sebagai seorang hamba Allah SWT, yang memiliki iman dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, zat yang maha pengasih lagi maha penyayang, maka tiada kata yang mulia dan terpuji, yang pantas kita ucapkan pada sa’at yang penuh rahmat dan hidayah Allah SWT ini, kecuali ucapan puja puji syukur atas kebesaran kasih dan sayang-Nya, yang telah mencurahkan berbagai macam keni’matan, rahmat, hidayah dan barokah-Nya kepada kita bersama. Dengan harapan, semoga segala macam keni’matan yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT kepada kita, hendaknya dapatlah kita pergunakan dengan baik dan benar sesuai dengan harapan dan keinginan kita, dan tentunya tidaklah pula bertentangan dengan ketetapan hukum-hukum Allah SWT di dalam Al-Qur’an dan penjelasan-penjelasan Rasulullah SAW di dalam Hadisnya. .Aaaaaamiin-aaaaaamiin Ya Arhamaar raahimiin.
          ”Allahumma sholli wassalim wabari’ala syyidina muhammadin, wa ’alaa ahlihi, wasshohbihii Rasulillahi ajma’in.” Itulah kalimat toyyibah yang pantas kita hadiah dan kita kirimkan ke haribaan baginda Rasulullah, SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang melakukan amal sholeh hingga ke akhir zaman. Semoga segala macam aktivitas yang kita kerjakan dan yang akan kita kerjakan senantiasa mendapat ridho, hidayah dan berkah sebagai suatu ibadah yang mulia di sisi Allah SWT. Aaaaaamiin-aaaaaamiin yaa Rab bal’aalamiin.

            Ma’asiral, Muslimin wal Muslimat, pendengar RRI Tanjungpinang Rahima Kumullah...!

            Melalui renungan singkat kita yang penuh barokah dan hidayah dari Allah SWT ini, saya kembali menghimbau dan mengajak kepada kita bersama, kaum Muslimin wal Muslimat pendengar yang mulia, marilah...! kita terus-menerus, berusaha memperbaiki dan meningkatkan, kadar kelas keimanan kita terhadap Allah SWT. Yaitu, meninggalkan segala macam perbuatan maksiat, dan mengerjakan amalan-amalan sholeh yang telah diperintah oleh Allah SWT, dengan niat tulus dan ikhlas hanya mengharapkan ridho dan rahmat dari Allah SWT semata.

          Ma’asiral Muslimin wal muslimat, pendengar RRI Tanjungpinang yang dikasihi dan disayangi oleh Allah SWT...!
          ”Sudahkah kita bertaubat  memohon keampunan Allah SWT? Adalah judul renungan singkat  kita pada pembahasan belajar dengan peristiwa alam bagian ke-tiga ini.Tuntunan syari’at Agama Islam mengandung pembelajaran dan didikan  moral yang mulia  (Akhlaqul karimah) serta memiliki norma-norma peradaban yang mulia dan tinggi. Salah satu wujud nyata diantaranya, yaitu menuntun dan mengajarkan ummat-Nya untuk dapat belajar dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai pembelajaran yang tersirat.  Hal ini tentunya supaya kita dapat memahami tujuan kehidupan ini dan mampu mengevaluasi diri kita baik secara individual maupun kelompok atau golongan.

            Ma’asiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah, Pendengar RRI Tanjungpinang yang berbahagia...!

           Allah SWT telah memberikan kabar dan berita kepada kita, bahwasanya segeralah bertoubat kepada-Nya atas segala macam kesalahan yang telah kita perbuat, baik yang disengaja ataupun tidak, yang nyata maupun yang tersembunyi, dan yang zahir maupun yang bathin dengan semurni-murninya ikhlas mencari pengampunan dan ridho dari Allah SWT semata. Hal ini bertujuan supaya kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan pengampunan dan penghapusan atas segala dosa yang telah kita perbuat, sehingga kita mampu memmasuki kelompok jama’ah Allah SWT di dalam syurga.
           Orang bijak bertutur, banyak mata yang melihat tetapi ia buta, banyak telingga yang mendengar tetapi ia tuli, banyak lisan yang berbicara tetapi mereka bisu dan banyak yang berkuasa tetapi mereka tiada berdaya. Taubtan nasuha yang diharapkan Allah SWT kepada kita hamba-hamba-Nya, namun kita lebih banyak senang memilih jalan lari dari kebenaran, menganggab diri kita adalah hamba-hamba yang suci yang tidak perlu mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Menurut tuntunan Ajaran Agama Islam, kenyataan seperti termaksud di atas adalah suatu kezholiman yang sudah melampai batas, sesuai dengan janji Allah SWT, maka Allah SWT akan menjawab dan membalas perbuatan zolim itu dengan meluluh lantak alam ini raya ini, seperti letusan gunung merapi, gelombang pasang sunami, gempa bumi dan berbagai kehancuran alam lainnya.
 Allah SWT berfirman:

           Artinya: “Dan dialah yang menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,(QS.42/Asy.Syura :25)

            Ma’asiral Muslimin wal Muslimat rahima kumullah, pembaca yang mulia…! 
     Demikianlah renungan singkat kita kali ini, semoga bermanfa’at dan berdaya guna bagi kita bersama. Aaamiin… aaamiin ya mujibas sa ilin. Lebih dan kurang saya mohon ampun dan ma’af.
           Subha nakallah humma anta wabihamdika astaghfiruka wa atau builaik walhamdulillahirabbil’alamiin… …
          Usikum wanafsih waiyya yabitaqwallah…..Billa hitaufiq  wahidayah….
Wassalamu’alaikum ww……

BELAJAR DENGAN PERISTIWA ALAM (4)
OLEH : ASMARDI MISBAH, S.Ag, MAP

A’u zubillahiminasyaithonirrajiim, Bismillaahirrahmaanirraahiim.
Assalamu’alaikum Wr.- Wb.-
Alhamdulillah… Alhamdulillahillazi, ‘an askuroo ni’matakallati an’am ta’alaina, wa’ala walidina, wa an a’malaso  lihan tardhohu,  wa adhilna birohmatika fi’iba dikasshoolihiin
Ashaduallaa ilaa haillallaah,  wahdahu laa sarikalah, wa ashadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluh, la Nabi yaba’dah...!
Allahummasholli‘alaa   sayyidinaa   muhammadin   sholaatan   tuwassi’u   bihaa arzaaq,
Watuhassinu bihaa lanal akhlaaq, wa’alaa aalihii washahbihii wa sallim,..
Ammaa ba’du...!
Qolallahuta’ala fil Qur’anilkariim:
Artinya: Dan (Ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku Telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)[55]. makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.(QS.2/Al-Baqarah:60)

[55]  ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surat Al A'raaf ayat 160.

     Ma’asiral,Muslimin wal Muslimat rahima kumullah...!

     Sebagai seorang hamba Allah SWT, yang memiliki iman dan ketaqwaan yang murni dan sesungguhnya terhadap Allah SWT, zat yang maha pengasih lagi maha penyayang, maka tiada kata yang mulia dan terpuji, yang pantas kita ucapkan pada sa’at yang penuh rahmat dan hidayah Allah SWT ini, kecuali mengikralkan rasa puja - puji syukur atas kebesaran kasih dan sayang-Nya, yang telah mencurahkan berbagai macam keni’matan, rahmat, hidayah dan barokah-Nya kepada kita bersama. Dengan harapan, semoga segala macam keni’matan yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT kepada kita bersama termaksud, hendaknya dapatlah kita pergunakan dengan baik dan benar sesuai dengan harapan dan keinginan kita, dan tentunya tidaklah pula bertentangan dengan ketetapan hukum-hukum Allah SWT di dalam Al-Qur’an dan penjelasan-penjelasan Rasulullah saw di dalam Al-Hadis-nya. .Aaamiin-aaamiin Ya Arhamaar raahimiin.
    ”Allahumma sholli wassalim wabari’ala syyidina muhammadin, wa ’alaa ahlihi, wasshohbihii Rasulillahi ajma’in.” Itulah kalimat toyyibah yang pantas kita hadiah dan kita kirimkan ke haribaan baginda Rasulullah saw beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia melakukan amal sholeh hingga ke akhir zaman. Semoga segala macam aktivitas yang kita kerjakan dan yang akan kita kerjakan senantiasa mendapat ridho, hidayah dan berkah sebagai suatu ibadah yang mulia di sisi Allah SWT. Aaamiin-aaamiin yaa Rab bal’aalamiin.

     Ma’asiral, Muslimin wal Muslimat,Rahima Kumullah...!

     Melalui renungan singkat kita yang penuh barokah dan hidayah dari Allah SWT ini, saya kembali menghimbau dan mengajak kepada kita bersama, kaum Muslimin wal Muslimat pendengar yang mulia, marilah...! kita terus-menerus, berusaha berjuang memperbaiki dan meningkatkan, kadar kelas iman dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT. Yaitu, meninggalkan segala macam perbuatan maksiat, dan mengerjakan amalan-amalan sholeh yang telah diperintah oleh Allah SWT, dengan niat tulus dan ikhlas hanya mengharapkan ridho dan rahmat dari-Nya semata.
    ”Sudahkah kita benar-benar mensyukuri nikmat yang dikaruniai oleh Allah SWT? Adalah judul renungan singkat  kita pada pembahasan belajar dengan peristiwa alam bagian ke-empat ini.Tuntunan syari’at Agama Islam mengandung pembelajaran dan didikan  moral yang mulia  (Akhlaqul karimah) serta memiliki norma-norma peradaban yang mulia dan tinggi. Salah satu wujud nyata diantaranya, yaitu menuntun dan mengajarkan ummat-Nya untuk dapat belajar dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai pembelajaran yang tersirat.  Hal ini tentunya supaya kita dapat memahami tujuan kehidupan ini dan mampu mengevaluasi diri kita baik secara individual maupun kelompok atau golongan.

     Allah SWT telah mengkhabarkan kepada kita bersama bahwasanya kita disuruh bahkan diwajibkan mensyukuri atas segala karunia dan nikmat yang telah dianugrahkan kepada kita bersama baik yang zahir maupun yang bathin. Akan tetapi akibat kepintaran, kekuasaan, kekayaan dan lain sabagainya yang dimiliki oleh manusia yang tidak didasari untuk mencari keridoan Allah SWT semata, maka sudah sangat banyak hamba-hamba Allah SWT yang tidak lagi mau mensyukuri atas segala nikmat kebesar Allah SWT, Mereka menganggap semua kesuksesan dan segala macam yang mereka peroleh itu semua adalah karena kebesaran dan kekuasan yang mereka miliki.
            Menurut tuntunan syari’at Agama Islam yang agung lagi nan suci, sikap atau pandangan hamba-hamba yang seperti termaksud di atas adalah suatu perbuatan yang sudah menentang kebesaran Allah SWT (kezaliman yang telah melampai batas). Sesuai dengan janji Allah SWT, apabila  disuatu negeri sudah banyak anak manusia yang berbuat tidak lagi sesuai dengan ketentuan yang diberikan-Nya (mensyukuri nikmat-Nya), maka bersiap-siaplah untuk mendapatkan teguran atau ’azab dari-Nya. Mari kita pahami firman Allah SWT  yang berbunyi ¨ 

                Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS. Ibrahim:7)

     Ma’asiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah …!

     Dengan demikian dapatlah kita pahami, bahwa kejadian demi kejadian yang meluluh lantak bumi negeri ini adalah peringatan dan ‘azab Allah SWT sebagai jawaban atas segala macam perbuatan manusia yang tidak sesuai dengan ketetapan-Nya, diantaranya adalah sudah sangat banyak hamba-hamba Allah SWT yang tidak lagi mau menysyukuri nikmat Allah yang telah mereka terima.
     Sudah sangat banyak teguran demi teguran yang Allah SWT arahkan ke negeri ini, mulai dari sunami gelombang pasang, gempa bumi, banjir bandang, angin topan, kebakaran dan letusan gunung berapi. Letusan gunung merapi di jawa tengah yang telah terjadi pada tanggal 21 Oktober 2010 jam 17.02 adalah salah satu bukti nyata yang telah dikhabarkan oleh Allah SWT kepada kita bersama. Untuk itu mari kita pahami firman-Nya dalam Al-Qur’an pada ayat ke 21 surat ke-10/Yunus  yang berbunyi:

            Artinya: “Dan apabila kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan kami. Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)". Sesungguhnya malaikat-malaikat kami menuliskan tipu dayamu.(QS.10/Yunus:21)

            Ma’asiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah...!

  Demikianlah renungan singkat kita kali ini, semoga bermanfa’at dan berdaya guna bagi kita bersama. Aaamiin… aaamiin ya mujibas sa ilin. Lebih dan kurang saya mohon ampun dan ma’af.
     Subha nakallah humma anta wabihamdika astaghfiruka wa atu builaik walhamdulillahirabbil’alamiin… ………………………………………
     Usikum wanafsih waiyya yabitaqwallah…..Billa hitaufiq  wahidayah….
Wassalamu’alaikum ww……








Kamis, 30 Desember 2010

MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA

ASSALAMU'ALAIKUM WR.- WB.-
OLEH ; ASMARDI MISBAH, S.Ag, M.Si

Aktivis Guru Pendidikan Agama Islam Kepulauan

MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA

(1)

 OLEH : ASMARDI MISBAH, S.Ag, MAP



A’uzubillahiminasyaithonirrajiim, Bismillahirrahmaanirrahiim…!

Assalamu’alaikum Wr,- Wb,-

Alhamdulillah…, Alhamdulillahirrahmanirrahiim, Almalikil Qudduusissalaam, huwallazii arsala Rosulahuubiddinil Islaamilqowiimi shirootimustaqiim.

Ashadualla ilaa haillallah, Alkhobiirulhaliimul’azhiim, wa ashaduanna muhammadan ’abduhu warosuluhul mab’uusu rahmatallissaa iril umam ... La nabi yab’dah...!

Allahumma sholli wassallim wabari’la syayidina muhammadin fil awwaliinawal akhirin, wassallim waradiyallahuta’ala ’ansadana ashabihi Rosulillahiajma’in,...Amma ba’du...!

Faya ’ibadallah, ayyuhal muslimun ya rahimakumullah...!
Hittaqullahahaqqotuqotihi walatamutunnailla wa antum muslimun...!

Qolallahuta’ala fil-Qur’anilkariim  

Artinya: “85.  Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Qs.Al-Isra’(17):85)
     Ma’asiral Muslimin wal Muslimat Ya rahima kumullah...!

     Hampir setiap hari kita mendengar bahkan mengucapkan pernyataan bahawasanya pembangunan yang sedang kita galakan dewasa ini, pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pernyataan seperti termaksud sudah barang tentu melegakan hati rakyat Indonesia, terutama umat Islam. Mengapa demikian?...jawabnya ialah karena pernyataan termaksud mengandung tekad bangsa Indonesia untuk memperbaiki setiap individu rakyat Indonesia, baik secara jasmaniah, maupun rohaniahnya.
     Pernyataan yang termaksud mengandung arah dan tujuan yang sangat luhur sekali, yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Betapa bahagianya bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam khususnya, bilamana tujuan pembangunan nasional itu bisa tercapai. Akan tetapi dibalik rasa senang dan penuh pengharapan hidup bahagia termaksud, hati dan pikiran kita selalu diganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang sangat sulit untuk kita jawab, yaitu:
     “Mampukah manusia membangun manusia seutuhnya tanpa agama Islam? Atau mampukah manusia membangun dirinya tanpa berpedoman pada konsep yang bersumber dari ajaran Allah SWT, yang maha mengetahui tentang manusia itu?”
     Munculnya pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu sangatlah masuk akal sekali, karena berdasarkan beberapa alasan, diantaranya yaitu:
1.       Banyak sekali acara yang merusak moral manusia pada umunya dan moral generasi muda khususnya. Sebahagian diantaranya adalah acara televisi,  dimana film-film yang disuguhkan sangat banyak yang bertentangan dengan aqidah dan norma-norma peradaban syaria’at Agama Islam, bahkan terkesan meracuni kehidupan manusia.
2.      Sejak dahulu kala hingga sekarang masih sangat banyak manusia tidak pernah mau menyadari hakikat manusia itu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr.Alexis Carrel, salah seorang Sarjana barat, beliau menyatakan: “Bodohnya Ilmu Pengetahuan akan hakikat manusia adalah sebab utama yang telah membawa manusia kepada mala petaka”

     

     Lebih kurang empat belas abad sudah, kikta umat manusia sudah diingatkan oleh Allah SWT, bahwa roh yang menjadi hakikat kehidupan manusia itu tidak mungkin dapat disingkap oleh manusia. Setinggi apapun ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para sarjana, dan secanggih apapun tekhnologi yang dikuasai oleh manusia, tidak akan mungkin dapat menyingkapi rahasia roh yang menjadi hakikat kehidupan manusia itu. Pernyataan itu dapat dibuktikan melalui firman Allah SWT yang berbunyi:
Artinya: “85.  Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Qs.Al-Isra’(17):85)

     Dalam ayat tersebut Allah SWT mengingatkan kepada semua umat manusia, terutama kepada para sarjana, ilmuan yang mengaku ahli kejiwaan yang tidak mengenal hakikat kejiwaan itu, bahwa hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui tentang roh yang ada dalam diri manusia itu. Jangan sombong dan takabur dikarenakan sudah menguasai berbagaimacam ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang serba canggih, sebab semuanya itu tidak akan mampu menyingkapi rahasia roh yang menjadi hakikat diri manusia itu.
     Dalam ayat termaksud juga terkandung suatu peringatan, bahwasanya tidak akan mungkin manusia mampu membangun manusia seutuhnya dengan hanya berdasarkan konsepsi yang bersumber dari ilmu pengetahuan manusia semata, tanpa berdasarkan konsep yang dianalisis dari ajaran Agama Allah SWT, yaitu Ajaran Agama Islam.
     Para sarjana atau ilmuan yang berbuat hanya berdasarkan ilmu pengetahuan semata, tanpa memahami wahyu-wahyu Allah SWT, mereka akan tersesat bahkan bisa menjadi lemah dan tidak berdaya, sebab aqal itu memiliki banyak kelemahan. Menurut Prof.Dr. Syekh Mahmud Syaltut, kelemahan aqal itu diantaranya ada empat, yaitu;
1.       Aqal itu berbeda dalam menilai baik dan buruk, akibatnya timbul berbagai paham yang berbeda dan bertentangan, ada kominisme, liberalisme, demokratisme, kapitalisme dan lain sebagainya. Semua paham dan teori manusia itu kelihatan bagus dan cemerlang, akan tetapi semuanya mencampur adukan antara yang hak dan bathil,
2.      Aqal itu selalu menjadi sasaran hawa nafsu, dan dipengaruhi oleh kepentingan golongan serta ambisi peribadi, akibatnya banyak undang-undang yang sudah disusun yang katanya untuk kepentingan umum, dan untuk memelihara hak-hak asasi manusia, akan tetapi cepat atau lambat akan terbuka kedoknya dan topengnya, karena ternyata undang-undang itu hanyalah untuk kepentingan golongan dan ambisi pribadi atau kelompok,
3.      Aqal itu sangat terbatas jangkauannya, dan tidak akan mampu memperhitungkan masa depan yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Akibatnya banyak peraturan yang dibuang dan konsepsi yang tidak berlaku, karena ternyata banyak kelemahan dan kekurangannya, kemudian disusun yang baru lalu diganti lagi berkali-kali. Akibatnya rakyat menjadi bingung, dan
4.      Konsep aqal itu hanya dapat diterima dan dipatuhi oleh konseptornya saja, orang lain hanya mau patuh pada konsepsi itu setelah mereka dipaksa. (Mahmud Syaltut dalam Min Taujihatil Islam, hh 14-15)

Dari empat pernyataan termaksud “Mahmud syaltut” membuat sebuah kesimpulan, yaitu: “Berpedoman pada pemikiran aqal itu akan menjerumuskan alam ini dalam kehancuran dan kebinasaan.”
    
     Berdasarkan dari beberapa alasan termaksud, maka sangatlah jelas, bahwasanya manusia tidak akan mampu membangun manusia seutuhnya kalau tidak mengikuti petunjuk-petunjuk yang sudah ada dalam tuntunan Syari’at Islam. Lalu bagaimana konsepsi Islam tentang pembangunan manusia seutuhnya?

Ma’asiral Muslimin wal Muslimat Yang dibarokahi oleh Allah SWT...!

     Demikianlah, semoga bermanfa’at dan berguna adanya untuk kehidupan kita bersama, semoga Allah zat yang maha pengasih dan penyayang meridhoi usaha kita, aaamiin-aaamiin ya arhamarrahimiin. Lebih dan kurang saya mohon ampun dan ma’af, Usikum wanafsih waiyya yabitaqwallah, Wassalamu’alaikum Warohmatullah wabarokatuh.